logo traxis

Memahami Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Kawasan Berikat

  1. Home
  2. Kawasan Berikat
  3. Memahami Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Kawasan Berikat
Memahami Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Kawasan Berikat

Kawasan Berikat merupakan bagian integral dari perekonomian global. Untuk mendukung aktivitasnya, pemerintah menerapkan regulasi yang mengatur kegiatan di dalamnya. Salah satu peraturan yang sangat relevan adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Kawasan Berikat.

Artikel ini akan membantu Anda memahami regulasi, syarat, dan dampak yang ditimbulkan oleh PMK Kawasan Berikat secara lebih mendalam.

Memahami Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Kawasan Berikat

Peraturan Menteri Keuangan atau disingkat PMK Kawasan Berikat bermula pada kebutuhan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung perdagangan internasional. Seiring berjalannya waktu, PMK Kawasan Berikat mengalami beberapa perubahan yang dibutuhkan.

Awalnya, penggunaan Kawasan Berikat sebagai pusat aktivitas ekonomi terbatas pada negara-negara maju yang mencoba memfasilitasi pertumbuhan ekonomi mereka.

Kawasan Berikat menjadi semakin penting di kancah global dan negara-negara berkembang pun mulai menyadari potensi ekonomi yang dimilikinya. Pada titik inilah pemerintah merasa perlu merancang regulasi yang jelas dan terukur sehingga lahirlah PMK Kawasan Berikat.

Dalam beberapa dekade terakhir, terutama sejak era digital, PMK Kawasan Berikat terus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan dalam dinamika perdagangan internasional dan tuntutan pasar global.

Tujuan dan Manfaat PMK

PMK Kawasan Berikat bertujuan menciptakan lingkungan bisnis yang menarik bagi investasi dengan memberikan insentif fiskal dan kebijakan keuangan yang mendukung.

Regulasi PMK di Kawasan Berikat berperan dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi dengan memberikan fasilitas kepabeanan, keringanan pajak, dan regulasi yang mendukung.

PMK Kawasan Berikat juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar dan merangsang pertumbuhan ekonomi lokal dengan menciptakan peluang pekerjaan di kawasan tersebut.

PMK Kawasan Berikat memberikan regulasi yang menyediakan keringanan pajak untuk mendukung keberlanjutan operasional perusahaan di Kawasan Berikat.

Regulasi Utama dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) di Kawasan Berikat

Regulasi utama dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait Kawasan Berikat dapat mencakup beberapa aspek yang mengatur kegiatan di kawasan tersebut. 

Regulasi ini dapat berubah seiring waktu untuk mengakomodasi perubahan dalam kebijakan ekonomi dan kondisi pasar global. 

Detail Regulasi dan Perubahannya

Beberapa perubahan peraturan Kawasan Berikat di Indonesia dalam aturan baru yang dikeluarkan Menteri Keuangan adalah sebagai berikut.

1. Peraturan Nomor 65/PMK.04/2021 (PMK-65)

Peraturan ini merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.04/2018 dan bertujuan untuk meningkatkan daya saing pasar domestik dan mendorong pemulihan perekonomian nasional.

Pokok-pokok perubahan dan tambahan ketentuan PMK-65 antara lain:

  • Kewajiban bagi Pengusaha Kawasan Berikat untuk memberdayakan Teknologi Informasi Inventarisasi (IT Inventory) yang akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat diakses oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk keperluan pemeriksaan.
  • Pemanfaatan jaminan perusahaan bagi Pengusaha Kawasan Berikat dan Kawasan Berikat yang berisiko rendah.
  • Penekanan terhadap perlakuan tidak dipungutnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kawasan Berikat atas pemasukan Barang Kena Pajak.

2. Peraturan Nomor 44/PMK.03/2020:

Peraturan ini memberikan insentif perpajakan bagi Wajib Pajak yang terdampak pandemi COVID-19.

Peraturan baru ini membawa poin tambahan, antara lain:

  • Perpanjangan insentif dari 440 kode klasifikasi usaha (KLU) menjadi 1064.
  • Perusahaan yang mempunyai izin Kawasan Berikat juga dapat mengajukan permohonan insentif.
  • Laporan realisasi sekarang harus diserahkan oleh pemberi kerja setiap bulan paling lambat tanggal 20 setiap bulannya.
  • Format laporan realisasi diubah untuk menjaring data bulanan.

Syarat dan Ketentuan Utama

Regulasi utama dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait Kawasan Berikat dapat mencakup beberapa aspek berikut ini.

Fasilitas Kepabeanan

Fasilitas ini menentukan prosedur kepabeanan yang berlaku di Kawasan Berikat, termasuk pembebasan bea masuk, keringanan tarif, dan peraturan impor-ekspor yang berlaku di dalam kawasan tersebut.

Status dan Ketentuan Perusahaan

Persyaratan dan ketentuan yang harus dipatuhi oleh perusahaan yang beroperasi di kawasan berikat, termasuk prosedur pendaftaran, pengawasan, dan kewajiban perusahaan terkait pajak dan kepabeanan diatur dalam PMK.

Pemberian Insentif Pajak

pengaturan pajak oleh peraturan menteri keuangan
Image1: PMK Mengatur Tentang Pajak dan Insentifnya

Menentukan jenis dan tingkat insentif pajak yang diberikan kepada perusahaan di kawasan berikat, seperti pembebasan pajak penghasilan, pembebasan atau keringanan tarif pajak, dan insentif lainnya.

Ketentuan Infrastruktur dan Utilitas

Syarat operasional Kawasan Berikat terkait infrastruktur dan utilitas yang harus disediakan, termasuk fasilitas transportasi, listrik, air, dan fasilitas pendukung lainnya dirinci dalam PMK.

Tata Kelola dan Pengawasan

PMK menetapkan mekanisme tata kelola dan pengawasan yang efektif untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi dan memastikan transparansi dalam kegiatan di Kawasan Berikat.

Ketentuan Ketenagakerjaan

Aturan terkait ketenagakerjaan, termasuk syarat dan kondisi pekerjaan, hak dan kewajiban pekerja, serta peraturan terkait pelatihan dan pengembangan keterampilan diatur oleh PMK.

Dampak PMK pada Bisnis Kawasan Berikat

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) memiliki dampak positif yang signifikan pada operasional Kawasan Berikat di Indonesia. Kepastian hukum yang diberikan oleh peraturan tersebut membantu memberikan kerangka hukum yang jelas bagi perusahaan yang beroperasi di dalamnya.

Implikasi PMK Bagi Operasional Kawasan

Fasilitas kepabeanan yang diatur dalam PMK Kawasan Berikat, seperti pembebasan bea masuk dan keringanan tarif, meningkatkan daya saing perusahaan di pasar internasional. 

Selain itu, PMK juga mengatur fasilitas pajak di Kawasan Berikat yang berkontribusi pada peningkatan profit perusahaan.  

Manfaat dan Tantangan Bagi Pelaku Bisnis

PMK Kawasan berikat memberikan peluang bagi perusahaan untuk terlibat dalam perdagangan internasional dan mengakses pasar global dengan lebih mudah.

Fasilitas kepabeanan dan insentif pajak yang ditetapkan dalam PMK Kawasan Berikat dapat membantu mengurangi biaya produksi serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan di kawasan berikat.

Di balik manfaatnya, PMK Kawasan Berikat juga menyimpan tantangan. Pelaku bisnis di Kawasan Berikat harus memastikan kepatuhan penuh terhadap regulasi yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan. Pelanggaran dapat mengakibatkan sanksi dan kerugian finansial.

Kepatuhan dan Aspek Legal

Kepatuhan Terhadap PMK dan Regulasi Terkait

Kepatuhan terhadap regulasi Kawasan Berikat menunjukkan integritas perusahaan dan kemauan untuk beroperasi sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Ini dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata pemangku kepentingan, termasuk investor, pelanggan, dan mitra bisnis.

Kepatuhan regulasi Kawasan Berikat memastikan keberlanjutan operasional perusahaan di kawasan ini. Dengan mematuhi peraturan, perusahaan dapat menghindari sanksi dan penutupan yang dapat mengancam kelangsungan bisnis mereka.

Dengan menghindari pelanggaran regulasi, sanksi dan denda yang dapat merugikan reputasi dan keuangan perusahaan secara signifikan pun dapat dihindari.

Hukum dan Sanksi

Aspek hukum Kawasan Berikat dan sanksi terkait pelanggaran antara lain sebagai berikut.

Sanksi Administratif

Pemerintah dapat memberlakukan sanksi administratif seperti pencabutan fasilitas kepabeanan, pembekuan izin, atau peringatan terhadap perusahaan yang melanggar regulasi.

Denda Keuangan

Pelanggaran dapat dikenakan denda finansial sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Besaran denda biasanya diatur dalam regulasi dan dapat bervariasi.

Pemutusan Hak Kepabeanan

Pelanggaran yang serius dapat mengakibatkan pemutusan hak kepabeanan, yang berarti perusahaan tidak dapat lagi menikmati fasilitas kepabeanan di kawasan berikat.

Pertanggungjawaban Hukum

Perusahaan atau individu yang terlibat dalam pelanggaran dapat dituntut secara hukum perdata maupun pidana.

Pencabutan Izin Operasional

Pelanggaran yang parah dapat menyebabkan pencabutan izin operasional Kawasan Berikat bagi perusahaan yang bersangkutan.

Penutupan Operasional

Dalam kasus pelanggaran yang sangat serius dan terus-menerus, pemerintah dapat memutuskan untuk menutup operasional perusahaan di Kawasan Berikat.

Studi Kasus dan Contoh Penerapan

Kepemilikan fasilitas Gudang Berikat di Kawasan Berikat memudahkan aktivitas produksi PT SCNP (Selaras Citra Nusantara Perkasa) Tbk. Dengan fasilitas yang ditetapkan oleh regulasi PMK Kawasan Berikat, produktivitas PT SCNP terbantu.

Proses produksi PT SCNP di Kawasan Berikat didukung melalui kecepatan, efisiensi waktu dan fleksibilitas dalam pengiriman, pengeluaran, dan pengaturan stok bahan baku dan komponen impor dari pelabuhan ke pabrik.

Pemberian insentif fiskal di bidang kepabeanan berdasarkan regulasi PMK Kawasan Berikat yang diterima oleh PT SCNP mempermudah perusahaan untuk terus berkembang menjadi perusahaan manufaktur peralatan elektronik terkemuka di Indonesia.

Dengan memanfaatkan PMK Kawasan Berikat bagi Wajib Pajak yang terdampak pandemi COVID-19, PT SCNP tetap dapat berproduksi. Di masa pandemi, mereka bahkan bisa mengekspor produk Air Purifier ke Amerika Serikat (AS) sebanyak 1.830 karton.

Pelajaran yang Bisa Dipetik

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan di Indonesia telah merespons Peraturan Menteri Keuangan tentang Kawasan Berikat dengan mematuhi peraturan, memanfaatkan insentif perpajakan, dan menerapkan perlakuan Inventarisasi TI dan PPN yang diwajibkan.

Menggunakan insentif perpajakan secara bijak tidak hanya menguntungkan secara fiskal, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan di pasar global. 

Perusahaan-perusahaan di Kawasan Berikat telah menunjukkan bahwa penggabungan kepatuhan, pemanfaatan insentif, dan tata kelola yang baik dapat menciptakan lingkungan bisnis yang berdaya saing tinggi.

Kesimpulan

Pemahaman mendalam terhadap Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait Kawasan Berikat merupakan landasan kritis bagi pelaku bisnis yang beroperasi di lingkungan perdagangan global.

Dengan memahami PMK, perusahaan dapat mengoptimalkan manfaat fasilitas yang diberikan, meminimalkan risiko pelanggaran, dan meningkatkan daya saing mereka dalam skenario bisnis yang semakin kompleks.

Saran untuk Kepatuhan dan Manajemen Efektif

Kesadaran akan pentingnya pemahaman PMK tidak hanya menjadi tanggung jawab hukum, tetapi juga elemen strategis dalam membangun bisnis yang berkelanjutan dan berdaya saing di tingkat global.

Perusahaan perlu melakukan audit internal secara rutin. Pemantauan yang cermat akan membantu mengidentifikasi potensi risiko dan memastikan bahwa perusahaan selalu mematuhi regulasi PMK Kawasan Berikat.

Perusahaan juga perlu memberikan pelatihan kepada karyawan terkait regulasi dan PMK Kawasan Berikat. Selain itu, perusahaan juga perlu membangun kerjasama yang erat dengan pihak berwenang, seperti instansi keuangan dan bea cukai, guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai informasi terkini dan perubahan regulasi.

Semoga artikel ini bermanfaat dan informatif bagi Anda. Jika Anda membutuhkan bantuan atau konsultasi tentang kawasan berikat, Anda dapat menghubungi PT Traxis Mitra Solusindo yaitu perusahaan dibidang kepabeanan dan cukai untuk mendapatkan informasi dan berkonsultasi seputar fasilitas kawasan berikat di Indonesia. PT Traxis Mitra Solusindo juga memiliki tim profesional yang siap membantu Anda dengan layanan yang cepat, tepat, dan terpercaya.

Daftar isi
Ingin Informasi Orang Dalam & Tips Seputar Kepabeanan dan Cukai?
Mendorong pertumbuhan perusahaan dengan layanan terbaik.
Dapatkan insight internal

Berlangganan tips dan berita Kepabeanan & Cukai